Sabtu, 01 September 2012

Pemanfaatan Sampah Sebagai Wujud Adiwiyata Sekolah

PEMANFAATAN SAMPAH DI LINGKUNGAN SEKOLAH


Lingkungan yang bersih merupakan dambaan bagi setiap orang. Kebersihan lingkungan sekolah akan menjadi tanggung jawab kita sebagai warga sekolah. Dengan lingkungan yang bersih, kita bisa mencegah berkembangnya berbagai bibit-bibit penyakit. Untuk itu kita harus memanfaatkan sampah yang ada untuk dijadikan bahan ataupun barang yang berguna. Berikut adalah langkah-langkah untuk mengolah sampah yang ada di sekolah.
            Pertama sampah yang ada di tiap kelas di ambil oleh petugas masing – masing kelas, setiap kelas sudah terdapat petugas yang sudah terjadwal untuk membuangan sampah. Petugas sampah tiap kelas membawa sampah ke tempat pengolahan sampah sekolah. Setelah sampah di bawa ke tempat pengolahan sampah sekolah setelah semua sampah yang terkumpul para petugas komposting memilahkan antara sampah organik dan non organik. 
Kedua, petugas komposting memindahkan sampah organik ke dalam bak pertama untuk dicacah, hal ini berguna agar proses komposting oleh bakteri-bakteri pengurai berjalan dengan cepat. Setelah sampah organik hampir lembut, tahap selanjutnya adalah memberi cairan aktivator berupa EM4 ke seluruh bagian sampah agar penguraian bakteri terproses dengan sempurna dan baik, kemudian
petugas kompos menutup sampah yang telah diberi cairan EM4 dengan karung atau tutup sampah yang telah disediakan.
Tahap ketiga sampah di biarkan selama 10 hari, langkah ini dilakuakan agar bakteri–bakteri yang ada di dalam sampah berkembang dan membusukkan sampah sampai hancur. Perlu di ingat, suhu dalam sampah yang telah di tutup harus di jaga kestabilan suhunya kira–kira 600C. Setelah 10 hari di tutup dengan penutup sampah,penutup di buka kemudian sampah yang sudah setengah hancur  di pindahkan ke bak yang kedua. Dalam tahap ini petugas komposting mengaduk sampah yang telah setengah hancur sampai tercampur dengan sempurna. Selanjutnya sampah yang masih setengah jadi, karena sampah belum hancur hingga lembut. Setelah di aduk, sampah yang telah tercampur di tutup kembali agar bakteri pengurai bekerja secara maksimal.
Tahap ke empat adalah tahap pengolahan sampah yang  terakhir, sampah yang  telah jadi dan sudah terurai dengan sempurna di ambil dan di ayak dengan pengayak sampah oleh petugas komposting. Sampah yang lembut  dimasukan ke bak, selanjutnya untuk di paket atau di masukan ke karung sampah yang telah disediakan. Langkah selanjutnya setelah semuanya masuk dalam karung pupuk kompos yang sudah jadi, di sebarkan ke tanaman–tanaman di sekitar sekolah dan untuk mengganti tanah  yang ada di dalam pot bunga yang yang perlu diganti.
Pemanfaatan sampah non organik digunakan untuk 3R atau untuk ketrampilan di sekolah. Namun, tidak semua sampah non organik dapat diolah oleh petugas 3R. Sampah yang tidak bisa diolah oleh petugas 3R, akan di buang oleh petugas PU ke tempat pembuangan akhir. Jenis kerajinan tangan yang dapat dibuat dari hasil limbah non organik yang ada disekolah seperti bantal, bunga, taplak meja, untuk limbah gelas minuman akan di buat tirai, dengan memanfaatkan kardus yang di peroleh dari kantin sekolah bisa di buat wayang, bahan mading, dll.

1 komentar: